Jumat, 12 Oktober 2012

Menulis Akademik


BAB VI
MENULIS AKADEMIK
Adiek Muakhir

Kompetensi Dasar
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk:
Menerapkan kriteria penulisan karya ilmiah dalam menyusun berbagai bentuk karya ilmiah yang sesuaii dengan kriteria akademis.

A.     Pendahuluan
Menulis akademik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan akademik. Tulisan akademik ialah karya tulis yang disusun akademisi untuk memperoleh gelar akademik, misalnya disertasi untuk mencapai gelar doktor (S-3),   tesis untuk mencapai gelar master (S-2), skripsi  untuk mencapai gelar sarjana (S-1). Tulisan ilmiah bisa juga  untuk memenuhi tugas-tugas akademik, misalnya laporan penelitian, makalah untuk diskusi/ seminar/ simposium. Makalah untuk memenuhi tugas suatu mata kuliah pun termasuk tulisan akademik. 
     Dalam kurikulum Perguruan Tinggi, karya tulis mempunyai jumlah SKS yang besar, dan dinilai melalui forum ujian. Nilai yang diperoleh pada dasarnya merupakan akumulasi dari kecerdasan, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh selama di bangku kuliah. Dengan demikian, karya tulis merepresentasikan intelektualitas penulisnya. Bahkan, karya tulis juga merupakan representasi integritas moral penulisnya. Karena karya tulis merupakan representasi kualitas intelektual dan integritas moral penulisnya, karya tulis merupakan unsur yang signifikan  dalam meniti jenjang karier yang lebih tinggi bagi penulisnya.
      Menulis memerlulan modal. Kata modal umumnya diasosiasikan dengan uang, dan menulis memang membutuhkan uang. Menulis khususnya karya tulis ilmiah harus membaca, sehingga perlu tersedia bahan bacaan yang pengadaannya memerlukan uang. Di samping itu, diperlukan sejumlah alat tulis yang pengandaannya juga memerlukan uang. Namun, ketersediaan bacaan harus diimbangi dengan  kemauan yang keras untuk membacanya. Untuk karya ilmiah, menulis berarti membaca. Dalam membaca diperlukan ketekunan, kecermatan, kekritisan, dan kemampuan menyarikan isi bacaan. Bahan-bahan yang diambil dari bacaan umumnya dikategorikan sebagai data penunjang atau data sekunder.

B.     Tahap-tahap Menulis
Ada tiga tahap proses menulis, yaitu  tahap prapenulisan,tahap penulisan, dan tahap revisi.
1.      Tahap Prapenulisan
Yang harus dilakukan pada tahap pranulisan ialah (a) pemilihan/ penentuan topik, (b) Merumuskan masalah dan tujuan, (c) penyusunan outline, (d) penentuan dan pengadaan  bahan, (e) penyusunan kuesioner. Dalam pemilihan atau penentuan topik, pertimbangan yang penting ialah apakah topik itu layak untuk dikerjakan atau tidak. Setelah ditentukan, topik itu dikembangkan menjadi sebuah tema, dan selanjutnya dibuat judul atau titlenya. Selanjutnya dipertanyakan apa permasalahannya. Permasalahan akan muncul jika objek penelitian dihubungkan dengan variable (-variabel) di luar objek. Berdasarkan hal-hal di atas dibuat kerangka atau outline. Pada tahap penentuan dan pengadaan bahahan, bahan hendaknya sesuai dengan topik dan tema; bahan yang berupa pustakan harus yang relevan dengan topik dan tema. Untuk penelitian lapangan, pengadaan bahan  bisa menggunakan kuesioner; dan jika diperlukan pengolahan bahan di laboratorim perlu dipersiapkan instrument dan tata kerjanya.

2.   Tahap Penulisan
Tahap penulisan diawali dengan pengolahan dan analisis data. Sebelum menulis hendaknya diperhatikan dulu, “Apa tujuan penulisan itu?” Jawabannya sudah barang tentu ialah memecahkan permasalahan atau membuktikan hipotesis. Pertanyaan berikutnya ialah, “ Ditujukan kepada siapa tulisan itu?” Jawabannya sudah barang tentu ditujukan pada orang-orang yang sebidang ilmu. Hal ini membawa konsekuensi hendaknya diperhatikan kelaziman yang berlaku dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Selanjutnya, “Seberapa pentingkan topik itu ditulis?” Dengan kata kain, penulis harus mempertanyaakan, apakah tulisannya itu nanti ada manfaatnya secara toritis dan praktis. Secara teoritis apakah ada sumbangannya bagi perkembangan ilmu yang bersangkutan, dan secara praktis apakah ada manfaatnya bagi pengguna/masyarakat.
    Sesudah semua pertanyaan di atas terjawab, berdasarkan hasil pengolahan dan atau analisis data, dapat dimuali pembuatan draft. Dalam membuat draft meskipun dengan tulisan tangan, hendaknya ditulis dengan jelas, memperhatikan segi keterbacaan. Demi keterbacaan, ejaan dan  tanda baca  harus diterapkan secara konsisten.
Agar memudahkan penulis pada saat memindahkannya ke dalam program pengolah kata, hendaknya dihindari penyingkatan, kecuali yang
sudah umum.
      Kegiatan menulis merupakan aplikasi keterampilan  dalam menuangkan pikiran, gagasan kedalam rangkaian kata-kata, kalimat-kalimat, alinea-alinea. Dalam penulis, penyajiannya harus menggunakan format  yang standar. 

3.    Tahap Revisi
Setiap penulis sebaiknya dapat merevisi atau mengedit tulisannya sendiri, dan nantinya diharapkan juga bisa mengedit tulisan orang lain. Dalam merevisi atau mengedit yang perlu diperhatikan ialah
  1. ejaan,
  2. tanda baca,
  3. pilihan kata, 
  4. sususan kalimat,
  5. susunan alinea,
  6. susunan wacana.
Yang juga perlu diperhatikan ialah format, layout, dan tipografi. 

C.     Menulis Makalah
Dalam dunia akademik para ilmuwan (dosen, peneliti) atau calon ilmuwan (mahasiswa, karyasiswa) dituntut untuk mengembangkan kemampuan intelektual pada disiplin ilmu yang ditekuninya. Tuntutan tersebut dapat dipenuhi melalui berbagai kegiatan akademis seperti perkuliahan, penelitian, diskusi, seminar, workshop, dan simposium. Kegiatan akademis memerlukan kemampuan penulis secara terbuka dan/atau lisan mengomunikasikan gagasan hasil temuannya. Penulis terlebih dahulu membuat kertas kerja sehingga ketika mereka mempresentasikan gagasan dalam suatu forum, para peserta yang hadir dalam forum tersebut tidak hanya mendengarkan paparan saja, tetapi dapat membaca makalahnya.
Dalam proses perkuliahan, mahasiswa harus memiliki kemampuan menulis makalah. Karena merupakan karya ilmiah akademik, makalah harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan penulisan akademis.   

1.      Pengertian Makalah
Makalah atau paper atau kertas kerja adalah karya tulis yang membahas suatu masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta yang disajikan pada sebuah diskusi, lokakarya, simposium, atau seminar. Isi makalah dapat berupa gagasan atau pandangan penulis terhadap sesuatu yang belum dibuktikan terlebih dahulu melalui proses penelitian atau bisa ditulis berdasarkan laporan penelitian yang berupa intisari atau temuan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis.  
Makalah ilmiah dapat diterbitkan menjadi artikel ilmiah pada sebuah jurnal ilmiah. Sebaliknya, artikel ilmiah bisa disajikan menjadi makalah ilmiah pada pertemuan ilmiah. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menyesuaikan formatnya. Makalah ilmiah pada umumnya mengacu pada aturan tata tulis ilmiah yang sudah baku, sedangkan jurnal ilmiah mempunyai syarat dan format tertentu yang pada umumnya tiap-tiap jurnal mempunyai karakter tersendiri.

2.      Jenis Makalah
Dalam kegiatan akademik maupun nonakademik, secara umum, makalah dibedakan menjadi dua, yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper).    Makalah biasa adalah makalah yang dibuat seseorang (mahasiswa) untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Penulis makalah hanya mendeskripsikan berbagai aliran teori atau pandangannya terhadap masalah yang dikaji atau dibicarakan. Penulis pada umumnya memberi tanggapan, kritik, atau saran mengenai aliran tertentu atau pendapat yang dikemukakan orang lain, tetapi tidak memihak pada salah satu aliran teori tertentu atau pendapat orang lain tersebut. Di samping itu, makalah biasa bisa juga berisi pendeskripsian suatu kebijakan, gagasan atau temuan penulis makalah kepada masyarakat.
      Adapun dalam makalah posisi, penulis tidak hanya dituntut mempelajari aliran teori tertentu, tetapi juga berbagai aliran dan pandangan orang yang berbeda-beda. Dari aliran yang bermacam-macam dan pandangan yang berbeda-beda itulah, penulis dapat memihak salah satu aliran dan pendapat orang tertentu, atau dapat membuat suatu sintesis dari beberapa aliran dan pandangan orang lain tersebut. Jadi, dalam membuat makalah jenis ini, penulis harus mempunyai kemampuan untuk melakukan analisis, sintesis dan evaluasi.

3. Sistematika Makalah
Sistematika makalah pada umumnya terdiri dari enam komponen, yaitu a. judul dan identitas penulis, b. abstrak,dan kata kunci c. pendahuluan, d. isi, e.  simpulan, dan f. daftar pustaka. Secara garis besar keenam komponen itu dapat diuraikan sebagai berikut.
a.    Judul Karangan dan Nama Penulis
Judul merupakan nama sebuah karangan yang pada umumnya menjadi pembuka untuk mengetahui isi karangan. Karena judul itu menjadi kunci pembuka seseorang untuk membaca sebuah tulisan, maka judul itu harus buat sebaik mungkin. Judul yang baik harus memenuhi lima syarat berikut ini.
a.    Dapat mencerminkan isi karangan
b.    Dapat menunjukkan fokus
c.    Dapat membangkitkan rasa ingin tahu pembaca (provokatif)
d.    Dapat menjawab permasalahan pokok karangan.
e.    Harus disusun secara singkat yaitu berbentuk kelompok kata (frasa), bukan bentuk kalimat panjang.
            Nama penulis pada umumnya diletakkan di bawah judul karangan. Lazimnya, nama pengarang tidak dicantumkan gelar akademiknya. Di samping nama penulis, biasanya disertakan pula identitas penulis seperti asal penulis, lembaga/instansi, dan  keterangan lain yang diperlukan.



(1)  Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak atau ringkasan makalah merupakan intisari makalah secara keseluruhan. Pada umumnya panjang abstrak makalah antara 100 – 200 kata dan diketik satu spasi. Meskipun sangat singkat, tetapi isi abstrak harus mencakup latar belakang dan masalah, tujuan, teori, hasil, dan simpulan.
Kata kunci (key words) ditulis di bawah abstrak; lima kata atau istilah penting yang diambil dari makalah.

(2)  Pendahuluan
Pendahuluan makalah merupakan suatu uraian yang menyatakan adanya kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi real, atau kesenjangan antara teori dan praktik. Di samping itu, bagian pendahuluan dapat pula berisi alasan-alasan logis tentang pentingnya topik itu dibicarakan.

(3)  Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian utama atau inti dari makalah. Pada bagian ini dikemukakan deskripsi tentang subjek studi, analisis permasalahan, dan solusinya. Pada bagian ini, hal-hal yang dipermasalahkan dalam bagian pendahuluan harus dianalisis berdasarkan teori, sehingga masalah yang dipersoalkan menjadi jelas posisinya dan terpecahkan persoalanya.

(4)  Simpulan
Simpulan merupakan hasil akhir dari seluruh pembahasan yang berisi jawaban atas semua permasalahan dalam pendahuluan.

(5)  Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan rujukan sumber yang diacu dalam makalah. Rujukan ini disusun menurut abjad dari nama bagian akhir penulis pertama. Penulisan rujukan yang berupa buku maupun majalah tidak dibedakan, tetapi untuk sumber surat kabar dan internet sedikit berbeda. Untuk teknis penulisan daftar pustaka akan diuraikan pada subbab laporan.
6.4 Praktik Menulis Makalah
Walaupun di depan sudah dijelaskan aspek teoretis tentang makalah, tidak sertamerta setelah mempelajari aspek teoretis tersebut dapat langsung mempraktikkan pembuatan makalah. Oleh karena itu, sebaiknya pemahaman tentang tema, tujuan, pengungkapan maksud, dan topik harus disegarkan kembali.  Jika berbicara tataran praktis penulisan makalah tetapi penguasaan infrastruktur (alur berpikir penulisan akademik) tidak dikuasai, ibarat praktik sesuatu tidak menguasai teori.
Dalam bagian ini, praktik menulis makalah,  langsung berbicara hal yang bersifat semioperasional, yakni pembatasan topik. Pembatasan topik dapat dilakukan melalui lima langkah yakni:
a. Tetapkan topik yang akan ditulis dalam posisi sentral
b. Apakah topik tersebut dapat diperinci lebih lanjut
c. Tetapkanlah perincian tersebut mana yang akan dipilih
d. apakah hasil perincin masih dapat diperinci lebih lanjut
e. lakukanlah berulang-ulang sampai topik cukup sempit dan terbatas.














Contoh Pembatasan Topik


Tema: Pengembangan usaha perdagangan skala kecil bagi perempuan pedagang pasar
             Tujuan                                                                 topik
 




Beberapa hal yang berpengaruh pada keberhasilan penulisan makalah yakni (a) penguasaan permasalahan yang akan ditulis; (b) keterampilan membuat kerangka berpikir secara skematis dan menjabarkannya sampai hal paling detil, (c) analisislah hal yang paling detil tersebut dari berbagai sisi sehingga analisis akan mendalam (d) ketrampilan menarasikan ide, gagasan, pikiran, dan pendapat yang dituangkan pada langkah kedua secara tertulis dan; (e) kesabaran ketika menyampaikan ide , gagasan, pikiran, dan pendapat secara tertulis. Oleh karena itu, bagi penulis pemula, mahasiswa misalnya, perlu dibekali suatu tips atau kiat menulis makalah.
Pertama, untuk dapat menulis makalah dengan baik, perlu menguasai permasalahan yang akan ditulis secara relatif mendalam. Hanya dengan penguasaan masalah secara mendalam itulah, penulis makalah akan mendapatkan gambaran yang memadai tentang apa yang akan ditulisnya. Dengan demikian, sebagai penulis makalah tidak akan kehabisan perbendaharaan kata dan istilah dalam topik yang ditulisnya. Jika penulis makalah tidak menguasai permasalahan dengan baik, tidak akan lancar menuangkan ide, pikiran, dan gagasan secara tertulis. Dengan demikian, tulisannya (makalah) akan gersang, tidak variatif dari aspek kebahasaan, dan miskin informasi. Tulisan itu ketika dibaca menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran, tetapi tidak menambah informasi atau wawasan yang berarti bagi pembacanya. Dengan kata lain, tulisan itu tidak berbobot.
Kedua, setelah menguasai permasalahan, buatlah skema atau kerangka karangan skematis dengan tahap-tahap sebagai berikut. (a) Tentukanlah topik utama. (b) Topik utama selanjutnya dijabarkan menjadi beberapa subtopik. (c) Evaluasilah subtopik-subtopik tersebut dan pastikan tidak ada subtopik yang terlewatkan tetapi juga tidak mencantumkan subtopik yang kurang gayut atau berhubungan erat dengan topik utama. (d) Jabarkan lagi subtopik yang akan dipilih menjadi beberapa sub lagi. (e) Rincilah subsubtopik terpilih menjadi bagian-bagian yang lebih rinci. (f) Lakukanlah sampai beberapa tahap penyempitan sampai diperoleh subtopik “terakhir” yang dinilai relatif terbatas.
Walaupun tahap terakhir di atas dinilai sudah spesifik (relatif terbatas), tetapi subtopik terpilih masih dapat diperinci lagi menjadi beberapa aspek. Aspek-aspek ini bukan merupakan subtopik, tetapi merupakan item-item yang akan dikembangkan dalam pembahasan. Item-item tersebut dicalonkan sebgai masalah yang akan diangkat atau dibahas dalam bagian isi atau pembahasan suatu makalah. Berbagai permasalahan yang dipilih atau diangkat itulah dicari jawabannya melalui pembahasan masalah. Pembahasan inilah yang merupakan bagian isi dari suatu makalah.
Ketiga, untuk menganalisis suatu masalah secara mendalam, usahakan tiap masalah yang ditentukan dilihat atau dianalisis dari berbagai subaspek atau sisi. Sebagai suatu contoh “kekerasan fisik yang dialami anak jalanan”. Hal ini dapat dilihat atau dianalisis dari segi: pelaku kekerasan, reaksi korban terhadap pelaku kekerasan, waktu terjadinya kekerasan, intensitas kekerasan, tempo atau frekuensi anak jalanan mengalami kekerasan, respon anak jalanan terhadap kekerasan yang dialaminya (cara penyembuhan atau pengobatannya), dan sebagainya.
Keempat, narasikan kerangka karangan skematis dan draft analisis yang sudah dibuat. Untuk dapat menarasikan dengan baik, dua aspek harus dikuasai secara bersamaan yakni penguasaan substansi (permasalahan) dan aspek kebahasaan. Agar dapat menarasikan suatu topik, penulis harus kembali ke langkah pertama, yakni kuasailah permasalahan. Selain itu, asahlah keterampilan berbahasa, mulai dari penguasaan ejaan, pilihan kata, pembentukan kata, dan yang sentral adalah tata kalimat dan paragraf. Penjelasan lebih detail tentang aspek kebahasaan tidak dibicarakan dalam buku ini. Silakan Anda perkaya sendiri melalui buku-buku yang relevan.
Terakhir, kesabaran, ketekunan, dan ke-telaten-an merupakan modal utama untuk menghasilkan tulisan akademik,. Sekalipun seseorang menguasai suatu permasalahan dengan amat baik, keterampilan di bidang teknologi informasi baik, buku atau referensi yang dimiliki mencukupi, tetapi jika tidak mempunyai kesabaran, ketekunan, dan ke-telaten-an, tidak mungkin dapat menghasilkan tulisan akademik yang baik. Karena itu, sebagai kaum intelektual, bina dan peliharalah sejak dini komitmen untuk produktif menghasilakan karya ilmiah. Syarat utama untuk produktif adalah sabar, tekun, dan telaten membaca, menulis, dan menulis.

6.5 Menulis Laporan
6.5.1 Pengertian Laporan
            Dalam kegiatan ilmiah akademik yang dimaksud laporan adalah dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau sedang diteliti dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil. Pengertian konseptualnya laporan adalah suatu cara komunikasi yang dilakukan seseorang (penulis laporan) untuk menyampaikan informasi kepada seseorang atau badan/ lembaga karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Sebenarnya laporan merupakan suatu bentuk dokumen yang sangat bervariasi sehingga sulit diberikan suatu batasan pengertian yang jelas. Variasi-variasi itu dapat dalam bentuk angka-angka, isian formulir, surat, gambaran perkembangan suatu keadaan, dan ada pula yang berbentuk buku.
            Laporan merupakan unsur yang sangat penting dan strategis dalam konteks komunikasi formal tertulis karena berkaitan dengan pemberitahuan,  keputusan maupun kebijakan-kebijakan yang harus seringkali harus ditindaklanjuti. Oleh sebab itu, untuk memudahkan pemahaman isi (maksud dan tujuan) laporan bagi pembaca, pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan pembuatan laporan.

6.5.2 Dasar-dasar Laporan
Sebuah laporan selalu bertolak dari dasar-dasar yang pasti, yaitu pihak yang memberi laporan, pihak yang menerima laporan serta sifat dan tujuan laporan. Dalam hal ini yang dimaksud pemberi laporan adalah pihak (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/ lembaga tertentu) yang bertanggung jawab melaporkan proses dan hasil kegiatan yang sedang atau telah dikerjakan kepada pihak lain (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/ lembaga tertentu), diminta maupun tidak diminta. Misalnya, seorang siswa melaporan proses dan hasil kegiatan praktikum mata pelajaran tertentu di laboratorium yang ditujukan kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan; atau seorang mahasiswa melaporan proses dan hasil penelitian ilmiah sebagai tugas akhir dalam bentuk skripsi, tesis, atau disertasi yang ditujukan kepada pihak fakultas atau universitas.
            Yang dimaksud penerima laporan adalah pihak (bisa perseorangan atau badan/ lembaga tertentu) yang menugasi pihak lain (bisa perseorangan, kelompok, atau badan/ lembaga tertentu) untuk melakukan suatu kegiatan tertentu sehingga pihak penugas perlu mendapat laporan atas proses dan hasil pelaksanaan tugas tersebut. Hubungan pertalian yang berbeda antara pelapor dan penerima laporan biasanya akan memberi warna yang berbeda pula dalam hal gaya, isi, dan tujuan laporan yang akan dibuat.

6.5.3 Tujuan Laporan
            Yang dimaksud tujuan laporan adalah memerikan secara lengkap dan objektif proses dan hasil suatu kegiatan yang sedang atau telah dilaksanakan agar dapat dipahami, dimanfaatkan, atau ditindaklanjuti oleh seseorang atau badan/lembaga lain. Tujuan sebuah laporan sangat bergantung pada siatuasi yang ada antara pemberi dan penerima laporan. Apabila pemberi laporan ditugasi oleh pihak lain untuk melakukan kegiatan tertentu, maka tujuan laporan lebih ditentukan oleh penerima laporan sesuai tugas yang dibebankan tersebut. Sebaliknya, apabila pemberi laporan tidak sedang ditugasi oleh pihak lain, maka tujuan laporan ditentukan sendiri oleh pemberi laporan sesuai usulan yang diajukannya.
             Tujuan laporan pada umumnya ialah untuk: (1) mengambil suatu keputusan; (2) untuk mengatasi/memecahkan suatu masalah; (3) mengetahui perkembangan suatu keadaan; (4) menentukan langkah/strategi/ cara memperbaiki suatu keadaan; (5) menemukan gejala/fenomena suatu objek/ keadaan sehingga diperoleh langkah tepat/ strategis untuk mengatasi suatu permasalahan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, pemberi laporan harus memperhatikan tujuan laporan yang dikehendaki, sehingga arah, ilustrasi, rincian, serta paparan proses dan hasil pelaksanaan kegiatan dapat tepat sebagaimana yang dikehendaki tujuan akhir laporan.

6.5.5 Sifat Laporan
          Ukuran baik atau buruknya sebuah laporan sebenarnya bergantung pada keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya, yakni memberi kejelasan dan mempersuasi pemikiran pembaca sebagaimana yang dikehendaki laporan tersebut. Untuk memenuhi fungsi tersebut, sebaiknya pemberi laporan memperhatikan secara seksama beberapa kriteria yang menunjukkan sifat-sifat sebuah laporan. Beberapa kriteria itu antara lain :
bahasa harus baik dan benar, jelas, serta efektif; (2) isi harus urut dan sistematik; (3) fakta, data,  dan bahan harus tepercaya; (4) harus mengandung imajinasi; (5) isi harus lengkap sesuai dengan ruang lingkupnya; (6) proses dan hasil pembahasan harus objektif; (7) pemerian laporan harus disajikan menarik.

6.5.6  Macam Laporan
Keraf dalam bukunya Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa menuliskan bahwa umumnya laporan dibuat sesuai kepentingan yang menyertainya. Ada laporan yang dibuat untuk kepentingan dunia usaha, kepentingan dunia pendidikan, pemerintahan, dan sebagainya. Bermacam-macam laporan itu digolong-golongkan sesuai dengan bentuk dan maksudnya. Bermacam-macam laporan itu antara lain :  (1) laporan berbentuk formulir Isian, (2) laporan berbentuk surat, (3) laporan berbentuk memorandum, (4) laporan perkembangan dan laporan keadaan, (5) laporan berkala, (6)  laporan laboratoris, (7) laporan hasil penelitian ilmiah, (8) laporan praktik kerja.

Dari kedelapan jenis laporan itu yang perlu dipaparkan ialah:
(1) Laporan Perkembangan dan Laporan Keadaan
            Laporan perkembangan (progress report) pada dasarnya berbeda dengan laporan keadaan (status report). Secara etimologis laporan perkembangan adalah suatu laporan yang bertujuan memerikan perkembangan suatu subjek atau objek pada saat tahap-tahap tertentu. Pemerian perkembangan itu bisa berupa perubahan, peningkatan, atau tahap-tahap tertentu yang telah tercapai. Adapun laporan keadaan berupa pemerian situasi dan kondisi subjek atau objek pada saat laporan itu dibuat. Dengan demikian, perbedaan dua bentuk laporan itu sebenarnya terletak pada aksentuasinya. Laporan perkembangan menitikberatkan pada apa yang sudah terjadi sejak permulaan sampai saat laporan itu dibuat, sedangkan laporan keadaan menitikberatkan pada kondisi yang ada akibat dari kejadian-kejadian yang berlangsung sejak permulaan hingga saat laporan itu dibuat.

(2) Laporan Berkala
            Laporan berkala disebut juga laporan periodik. Laporan berkala dibedakan dari laporan-laporan lain berdasarkan tujuannya. Laporan berkala adalah laporan yang dibuat dalam jangka waktu tertentu, misalnya laporan tahunan, tengah tahunan, atau lima (5) tahunan, dan seterusnya. Pada umumnya laporan ini dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan yang berupa projek sehingga formatnya lebih sering berupa daftar isian. Secara akumulatif laporan berkala ini menjadi bahan dasar laporan akhir.

(3) Laporan Laboratoris
            Pembuatan laporan laboratoris bertujuan menyampaikan hasil percobaan atau penelitian yang dilakukan dalam laboratorium. Mengingat begitu banyak jenis laboratorium, maka format laporan ini sangat bervariasi bergantung pada format spesifik bidang ilmu penelitian atau percobaan. Format laporan laboratorium medik tentu berbeda dengan format laporan laboratorium industri, forensik, budaya, seni, dan sebagainya. Laporan laboratoris biasanya digunakan sebagai petunjuk teoritis dan teknis untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu.

4.    Laporan Hasil Penelitian Ilmiah
            Di antara bentuk-bentuk laporan yang ada, laporan hasil penelitian ilmiah ini bersifat lebih khusus, karena terikat oleh kaidah-kaidah baku, terutama dalam hal sistematika dan ragam bahasanya. Sistematika penulisan laporan ini merujuk pada ketentuan yang telah dibakukan dalam buku-buku pedoman penulisan karangan ilmiah yang banyak sekali ditulis orang. Kententuan-ketentuan yang terdapat dalam buku-buku pedoman itu prinsipnya tidak berbeda satu dengan lainnya. Kalau pun ada perbedaan biasanya terletak pada kelengkapan-kelengkapan laporan, bukan pada substansi dan tata urutnya. Kelengkapan-kelengkapan laporan yang berbeda itu misalnya halaman-halaman daftar, lampiran-lampiran, dan sebagainya. Laporan penelitian ilmiah ini biasanya berupa laporan tugas akhir dari suatu institusi pendidikan, terutama di lingkungan pendidikan tinggi. Beberapa contoh laporan ini antara lain skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.

5.    Laporan Praktik Kerja
            Dalam hal sistematika dan ragam bahasa yang digunakan antara laporan praktik kerja dan laporan penelitian ilmiah prinsipnya tidak berbeda. Yang agak berbeda antara keduanya adalah substansi dari sebagian isi. Dalam laporan praktik kerja terdapat bab yang berisi deskripsi objektif tentang situasi dan kondisi lingkungan tempat praktik kerja tersebut dilakukan, terutama menyangkut sejarah badan/lembaga/institusi dan gambaran fisik tempat yang bersangkutan.

6.5.7  Bentuk Penyajian Laporan
            Menurut Keraf, perbedaan bentuk-bentuk penyajian laporan terletak pada format, sistematika, dan tujuan laporan. Berdasarkan tujuan pembuatan laporan sekurangnya-kurangnya terdapat lima bentuk penyajian laporan, antara lain : (1) laporan formal, (2) laporan semiformal, (3) laporan prosiding, (3) laporan antara, (4) laporan akhir.

6.5.8  Struktur Laporan
            Seperti halnya karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik dan sistematis. Bentuk yang baik bertalian dengan teknik penulisan, sedangkan struktur bertalian dengan organisasinya. Oleh sebab itu, struktur laporan, terutama yang berbentuk buku, harus terlengkapi oleh unsur-unsur yang baku. Unsur-unsur struktur laporan yang umum berlaku dalam penyusunan laporan, antara lain : (1) halaman judul, (2) daftar penyerahan, (3) daftar isi, (4) Intisari/abstrak, (5) pendahuluan, (6) isi laporan, (7) Simpulan dan saran, (8) apendiks, (9) bibliografi.

6.5.9 Format Laporan
            Format laporan pada umumnya memiliki unsur-unsur yang terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal, isi, dan akhir. Pemeriannya adalah sebagai berikut :
(1) Bagian Awal, meliputi :
- halaman sampul (cover)                                    - halaman daftar isi
- halaman judul                                                     - halaman daftar tabel
- halaman  pernyataan                                          - halaman daftar gambar
- halaman persetujuan                                          - halaman daftar lampiran
- halaman pengesahan                                         - halaman abstraksi/intisari
- halaman prakata
(2) Bagian Isi, meliputi :
Bab 1  Pendahuluan
Bab 2  Tinjauan Pustaka
Bab 3  Metode/Cara Penelitian
Bab 4  Hasil dan Pembahasan
Bab 5  Kesimpulan dan Saran
(3) Bagian Akhir, meliputi :
-   Daftar pustaka
-   Lampiran

6.5.10 Penjelasan Format
(1) Bagian Awal
a. Halaman Sampul (cover)
         Halaman sampul (cover) antara lain memuat :
                -  Judul laporan
                   Judul laporan diletakkan di tengah halaman dengan bentuk dan                           ukuran huruf yang proporsional
                -  Logo/lambang badan/lembaga/institusi
                   Logo diletakkan di tengah atas judul dengan ukuran sesuai ketentuan
                - Di bawah judul dicantumkan nama ketua/anggota tim pembuat laporan ditulis lengkap dengan/tanpa gelar kesarjanaan
                -  Nama badan/lembaga/institusi
                - Tahun penulisan laporan (Contoh : lihat lampiran 1a.)

b. Halaman Judul
            Halaman judul berisi hal-hal yang sama seperti halaman sampul (cover). (Contoh: lihat lampiran 1)

c. Halaman Pengesahan
            Halaman pengesahan memuat :
-   Judul laporan
-  Identitas laporan lengkap dengan daftar nama ketua dan anggota tim pembuat laporan.
 -  Tanggal pengesahan laporan yang ditandai oleh tanda tangan ketua tim pembuat laporan dan tanda tangan pimpinan badan/lembaga/institusi.
(Contoh : lihat lampiran 2)

d. Prakata
            Prakata memuat penjelasan singkat latar belakang dan tujuan kegiatan yang dilaporkan. Selain itu, juga dicantumkan ucapan terimakasih kepada pihak (perorangan dan lembaga) tertentu yang membantu proses kegiatan sejak persiapan hingga penulisan laporan. Dalam prakata sedapat mungkin dihindari hal-hal yang bersifat ilmiah.
               
e. Daftar Isi
            Daftar isi memuat gambaran secara menyeluruh tentang isi laporan yang dapat menuntun pembaca apabila ingin melihat langsung bagian tertentu. Daftar isi memuat urutan judul, subjudul, dan subjudul-subjudul yang lebih kecil beserta nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran 3).

f. Daftar Tabel (jika ada)
Daftar tabel memuat urutan judul tabel serta nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran 4)

g. Daftar Gambar (jika ada)
Daftar gambar memuat urutan judul gambar dan nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran 5)

h. Daftar Lampiran (jika ada)
Daftar lampiran memuat urutan judul lampiran dan nomor halaman. (Contoh : lihat lampiran 6)

i. Abstrak atau Intisari
Abstrak atau intisari ditulis bahasa Indonesia. Tulisan ini merupakan pembukaan laporan, yang umumnya tidak lebih dari lima ratus kata, spasi rapat, berisi :
1.    tujuan utama dan lingkup kegiatani;
2.    penjelasan singkat metode yang digunakan;
3.    ringkasan faktual hasil pelaksanaan kegiatan;
4.    simpulan utama.

(2) Bagian Isi
a. Bab Pendahuluan
            Pendahuluan memuat deskripsi latar belakang: alasan-alasan mengapa kegiatan yang dilakukan penting dan menarik. Rumusan masalah hendaknya dimasukkan ke dalam konteks atau teks dengan cara mengidentifikasi studi-studi yang relevan dalam kegiatan yang dilakukan. Selain itu, dalam bab ini juga dicantumkan rumusan tujuan kegiatan. Hal utama yang perlu dihindari dalam penyusunan pendahuluan adalah kecenderungan penulis laporan untuk membuat pendahuluan menjadi suatu ulasan (review) yang sangat panjang yang terlalu banyak mengulas bahan pustaka.
            Struktur umum susunan subbab dalam bab pendahuluan terdiri atas latar belakang dan masalah, tujuan dan manfaat kegiatan, ruang lingkup kegiatan, metode dan langkah kerja kegiatan, landasan teori, dan sistematika penulisan laporan. Penjelasan ringkas berkenaan dengan uraian isi tiap-tiap subbab adalah sebagai berikut :

Latar Belakang dan Masalah
            Subbab ini memuat fakta, data, asumsi, statemen (pernyataan), dan informasi-informasi tertentu yang secara objektif dan rasional menjadi faktor-faktor penyebab pentingnya suatu kegiatan dilakukan. Faktor-faktor tersebut sekaligus merupakan alasan-alasan yang secara objektif dan rasional juga meyakinkan pembaca bahwa kegiatan tersebut penting dan menarik. Uraian subbab ini diakhiri dengan rumusan masalah yang jumlahnya bisa lebih dari satu. Lazimnya rumusan masalah tersebut dinyatakan secara eksplisit dalam bentuk kalimat pertanyaan, yang bersifat problematik.

 Tujuan dan Manfaat Kegiatan
            Tujuan penelitian dirumuskan berdasarkan masalah-masalah yang ada sehngga rumusannya berkorelasi dengan rumusan masalah. Rumusan tujuan kegiatan dinyatakan secara eksplisit dalam formulasi kalimat yang operasional. Artinya, pemecahannya harus didasarkan pada  parameter yang jelas, serta dapat dikerjakan dengan metode, teori, dan teknik tertentu.

Ruang Lingkup Kegiatan
            Subbab ruang lingkup memuat paparan tentang subjek dan objek kegiatan Juga memuat paparan aspek/segi/unsur kegiatan yang akan dilakukan, serta relevansinya dengan tujuan kegiatan.

Metode dan Langkah Kerja Kegiatan
            Subbab ini merupakan bagian penting sebuah kegiatan. Dalam subbab ini diuraikan metode yang dipilih sesuai dengan tujuan kegiatan. Adapun langkah kerja kegiatan yang umum dilakukan didasarkan pada tahap-tahap umum sebuah kegiatan, yaitu tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyajian laporan hasil kegiatan. Hal yang perlu diperhatian dalam pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut :
1.    bentuk kegiatan hendaknya dijelaskan identifikasinya secara lengkap.
2.    Metode dan teknikl yang digunakan harus dijelaskan kaitan (relevansinya) dengan tujuan kegiatan.
3.    Langkah-langkah kegiatan hendaknya dijelaskan selengkap-lengkapnya tahapan kegiatan, serta rincian pelaksanaannya pada setiap tahap tersebut. Dalam hal ini adalah desain kegiatan.



Sistematika Penulisan Laporan
            Subbab sistematika penulisan laporan memuat urutan penyajian laporan proses dan hasil kegiatan secara ringkas dan sistematik. Diawali dengan bab 1 pendahuluan berikut subbab-subbabnya, kemudian bab 2 proses pelaksanaan kegiatan berikut subbab-subbabnya, dan begitu seterusnya hingga bab akhir berupa penutup, daftar pustaka, dan lampiran.

(2) Bab Pembahasan/Pelaksanaan Kegiatan
             Bab pembahasan/pelaksanaan kegiatan memuat seluruh proses pelaksanaan kegiatan, berupa uraian penerapan metode dan teknik pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran kegiatan. Caranya dengan memisahkan pembahasan/pelaksanaan kegiatan dalam beberapa bab terpisah sesuai dengan ruang lingkup kegiatan atau sasaran kegiatan

(3) Bab Penutup
            Bab ini terdiri dari subbab simpulan dan subbab saran yang dipaparkan secara terpisah.

a. Simpulan.
            Simpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat penjabaran proses dan hasil pembahasan/pelaksanaan kegiatan untuk menunjukkan pencapaian tujuan kegiatan. Penulisan simpulan disusun secara runtut sesuai urutan tahapan kegiatan. Dalam hal ini, simpulan yang merupakan jawaban terhadap masalah utama kegiatan hendaknya dipaparkan terlebih dahulu, baru kemudian secara berurutan dipaparkan simpulan-suimpulan lain  sesuai derajat keutamaannya.

b. Saran
            Saran disusun berdasarkan pertimbangan dan pengalaman penulis dan ditujukan kepada pihak lain, terutama penerima laporan, agar mendapat tanggapan lebih lanjut.

(3) Bagian Akhir.
a. Daftar Pustaka.
                Di bagian ini dicantumkan semua pustaka yang dirujuk sebagai referensi kegiatan. Tata cara penulisan daftar pustaka dimulai dengan nama pengarang yang disusun ke bawah menurut abjad. Dalam urutan ke bawah tidak ada perbedaan antara buku dan majalah/jurnal/bulletin, perbedaannya terletak pada penulisan huruf dan tanda bacanya. Hasil wawancara dapat digunakan sebagai daftar pustaka apabila telah ditranskripsikan dalam bentuk tulisan yang diberi judul. Adapun daftar pustaka yang bersumber dari internet cara penulisannya diatur secara khusus dalam tata tulis tersendiri.
                Pada umumnya urutan cara penulisan daftar pustaka untuk buku dan majalah adalah sebagai berikut :
                (1).   Buku : nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, jilid, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit. Judul buku menggunakan huruf miring (Italic), tanpa diapit tanda kutip.
                (2).  Majalah/Koran : nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah,  hari/minggu, tanggal, tahun terbit,  nomor halaman, dan nomor kolom. Judul tulisan/artikel ditulis dalam tanda kutip, nama majalah/koran ditulis dengan menggunakna huruf miring.
                (3).  Makalah : nama pengarang, tahun penulisan, judul makalah, nama kegiatan (seminar/diskusi/lokakarya, dan lain-lain), tanggal pelaksanaan kegiatan, institusi pelaksana kegiatan. Judul makalah ditulis dalam tanda kutip.
                (4). Artikel dalam kumpulan karangan : nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama penyunting, judul kumpulan karangan, nama kota penerbitan, nama penerbit. Judul artikel ditulis dalam tanda kutip dan judul kumpulan karangan ditulis dengan huruf miring.
                (5).   Internet : nama pengarang, tahun penulisan, judul karangan, nama situs, tanggal/ bulan/ tahun, nomor halaman, judul karangan dalam tanda kutip, nama situs ditulis dengan munggunakan huruf miring.

Tidak semua bidang ilmu menganut cara penulisan daftar pustaka yang sama. Oleh karena itu, pembuat laporan hendaknya berkonsultasi dengan konsultan untuk menyesuaikan cara penulisan daftar pustaka dengan bidang ilmunya masing-masing.

b. Lampiran.
Lampiran memuat materi yang bukan merupakan faktor utama dalam mengartikan hasil pelaksanaan kegiatan, sifatnya hanya melengkapi bagian utama laporan kegiatan. Lampiran harus tersedia apabila diperlukan pemeriksaan kembali terhadap analisis pelaksanaan kegiatan. Lampiran tidak perlu mencantumkan semua data bahan/materi/data yang terkumpul selama pelaksanaan kegiatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar