Jumat, 12 Oktober 2012

MEMBACA KRITIS


BAB IV
MEMBACA KRITIS
Adiek Muakhir
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menemukan informasi-informasi penting melalui membaca kritis berbagai ragam wacana untuk menulis akademik.


4.1 Pengertian Membaca
Membaca berarti (a) melihat  serta memahami isi dari apa yang tertulis, dengan melisankan dalam hati; (b) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Dalam pengertian tersebut,  membaca merupakan  langkah awal untuk memahami suatu tulisan. Kegiatan  membaca  tidak sekadar mengeja tulisan saja, tetapi juga menyerap pengertian ke dalam alam pikiran pembaca. Jadi, tujuan membaca adalah upaya pemerkayaan pengetahuan guna pengembangan daya nalar. Hal ini merupakan modal pokok untuk penulisan ilmiah.
 Kegiatan membaca berhubungan dengan pemahaman, kata, kalimat, dan alinea dalam tulisan. Alinea merupakan satuan gagasan terkecil dalam sebuah karangan.  Oleh karena itu, pemahaman alinea-alinea merupakan tahapan-tahapan pemahaman karangan secara keseluruhan.
Kegiatan membaca merupakan kegiatan penunjang bagi seorang penulis. Dalam konteks penulisan ilmiah, menulis berarti membaca. Jadi, Dapat dikatakan bahwa penulis yang menghasilkan karya tulis yang berkualitas  tentu melalui proses membaca.

4.2 Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca sumber bacaan dengan cermat dan teliti. Membaca kritis juga dapat diartikan membaca dengan cepat dan tepat untuk mendapatkan berbagai informasi. Di samping itu,  membaca kritis juga dapat diartikan sebagai kegiatan membaca dengan memberikan penilaian terhadap sumber bacaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca sumber bacaan  untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dengan memberikan penilaian atau pertimbangan tertentu terhadap akurasi sumber bacaan yang dilakukan dengan cepat, tepat, dan teliti.
        Membaca kritis untuk menulis pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang akan dikembangkan. Oleh karena itu, sebelum membaca perlu dipertimbangkan apakah bacaan tersebut relevan dengan topik yang akan di kembangkan.

4.3 Ragam Membaca Kritis
Sumber bacaan untuk menulis bermacam-macam jenisnya. Sumber itu bisa  berasal dari sumber yang tersaji baik dalam bentuk cetakan maupun sumber yang tersaji dalam jaringan internet. Sumber yang tersaji dalam bentuk cetakan dapat berupa buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah, makalah, artikel ilmiah populer dari berbagai majalah dan surat kabar; sedangkan sumber yang tersaji dalam jaringan internet berasal dari berbagai situs web yang kebanyakan berupa informasi-informasi aktual. Banyaknya sumber bacaan dan jenis tulisan tersebut serta kebutuhan akan jenis informasi tertentu yang dibutuhkan menyebabkan munculnya berbagai ragam dan teknis membaca kritis.
        Keberagaman membaca kritis tersebut dapat dilakukan sekurang-kurangnya dengan dua teknis membaca, yaitu: (1) membaca cepat/ sekilas dan (2) membaca intensif/ teliti. Membaca cepat/ sekilas bisa dilakukan untuk dua tujuan, yaitu (1) membaca cepat untuk menemukan topik sumber bacaan dan (2) membaca cepat untuk menemukan informasi khusus dari sumber bacaan; sedangkan membaca intensif/ teliti digunakan untuk mencari informasi rinci dari sumber bacaan.

4.3.1 Membaca Cepat
Membaca cepat sangat dibutuhkan oleh seorang penulis terlebih ketika harus menjelaskan berbagai konsep teori, pendapat pakar, hasil-hasil penelitian, dan informasi aktual lain dari berbagai sumber bacaan yang akan dipakai untuk mendukung karya ilmiahnya, sedangkan  penulis hanya mempunyai kesempatan menulis yang terbatas. Oleh karena itu, teknis membaca cepat/ sekilas harus dikuasai dan dilakukan seorang penulis untuk memecahkan persoalan yang sedang dihadapinya.

4.3.2 Membaca Cepat/ Sekilas untuk Menemukan Topik
Teknik membaca cepat/ sekilas dapat dilakukan dengan cara mencari topik-topik utama dari sumber bacaan. Teknis membaca ini dapat dilakukan dengan melihat kalimat-kalimat utama paragraf pada sumber bacaan, sehingga tidak perlu memfokuskan perhatian pada bagian-bagian tertentu yang lebih spesifik. Karena kalimat-kalimat utama bacaan pada umumnya terletak di awal, tengah, atau akhir paragraf, pembaca  cukup melihat pada bagian-bagian tersebut, sehingga dengan cepat dapat memperoleh topik-topik utama dari sumber bacaan yang dihadapinya dari awal sampai akhir. Selanjutnya, agar topik-topik utamanya dapat dikuasai, pembaca harus mencatat topik-topik tersebut pada kartu-kartu data atau catatan khusus, sehingga ketika akan digunakannya untuk menulis menjadi mudah.

4.3.3 Membaca Cepat untuk Menemukan Informasi Khusus
Untuk menemukan informasi-informasi khusus pada sumber bacaan yang diperlukan tidak perlu kiranya pembaca melihat semua kalimat topik pada sumber bacaan, tetapi ia dapat menemukan informasi khusus itu sesuai dengan keinginannya melalui daftar isi dan indeks sumber bacaan. Dari daftar isi, ia dapat menemukan bab atau subbab tertentu yang dibutuhkannya untuk menulis, sedangkan dari indeks dapat diperoleh informasi tambahan yang sesuai dan relevan dengan informasi yang dibutuhkan, tetapi tidak tersaji dalam bab maupun subbab secara khusus pada sumber bacaan.
            Di samping langkah tersebut, untuk menemukan informasi khusus dapat dilakukan dengan  melihat kalimat-kalimat definisi dan pendapat pakar. Kalimat-kalimat definisi baik yang berupa penjelasan konsep tertentu  maupun teori tertentu yang dibutuhkan pembaca dapat dimanfaatkan untuk  memperjelas tulisan  yang akan dibuatnya. Begitu juga pendapat-pendapat pakar  yang beragam  biasanya juga akan membantu mempertajam baik analisis maupun  pendapat yang akan dikemukakan dalam tulisannya.

4.3.4 Membaca Teliti/ Cermat untuk Menemukan Informasi Rinci
Teknik membaca cermat atau teliti adalah teknik membaca untuk menemukan sesuatu secara rinci dan detil. Teknik membaca demikian harus dilakukan dengan cermat  dan  teliti pada sumber bacaan sebab teknik ini dilakukan tidak semata-mata untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari sumber bacaan, tetapi lebih menekankan pada suatu usaha untuk menemukan informasi-informasi  penting yang dingiinkan pembaca  secara terinci. Dengan teknis semacam  itu, sebenarnya pembaca tidak harus membaca semua kalimat topik yang ada dalam sumber bacaan, tetapi dapat memilih pokok bahasan tertentu yang dibutuhkan dan  relevan  sebagai bahan yang akan  digunakan dalam tulisan yang sedang direncanakannya.
            Informasi rinci dalam pengertian di sini dapat berupa konsep-konsep dan teori yang sudah teruji, hasil penelitian dan konklusinya, prosedur-prosedur kerja, tahapan-tahapan kegiatan, serta informasi-informasi faktual dan aktual  lainnya. Informasi-informasi tersebut harus dibaca secara  intensif, sehingga pembaca sumber bacaan dapat memahami informasi dengan benar sebelum ia mencatatnya.  Dengan demikian, teknis membaca cermat ini lebih banyak menuntut hasil yang berkualitas daripada kuantitasnya. Oleh karena itu, prinsip kecermatan dan ketelitian dalam membaca sumber bacaan itu harus diutamakan dari yang lainnya.
           
4.4 Membaca Kritis Tulisan/ Artikel Ilmiah
Tulisan atau artikel ilmiah adalah sejenis esai yang membahas suatu masalah berdasarkan  logika, pustaka, atau fakta yang biasanya dimuat dalam  majalah dan jurnal ilmiah. Tulisan ilmiah bisa juga berasal dari intisari atau bagian dari hasil penelitian dan makalah yang pernah dipresentasikan dalam forum tertentu yang kemudian diterbitkan dalam  majalah atau jurnal ilmiah. Karena nilai keilmiahan yang teruji itu, teknik membaca tulisan jenis ini harus dibedakan dengan membaca tulisan lain seperti artikel yang dimuat di surat kabar atau karangan ilmiah populer lainnya. Oleh karena itu, dalam membaca kritis terhadap artikel ilmiah ini, pembaca  harus memperhatikan beberapa hal berikut ini. 

4.4.1 Mengenali Tesis/ Pernyataan Masalah
     Tulisan ilmiah biasanya memuat  tesis  atau pernyataan umum  tentang masalah yang dibahas. Pada umumnya tesis diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dari tesis tersebut, sebenarnya bisa dilihat sejauh mana keberhasilan penulis artikel ilmiah dalam mengungkapkan permasalahan,  proses pemecahannya, dan hasil yang dicapainya dalam kajian ilmiah. Oleh karena itu, setelah pembaca mengenali  tesis atau pernyataan umum yang muncul dalam artikel ilmiah tersebut,  pembaca harus mencatatnya.
          Setelah semua tesis dalam artikel itu teridentifikasi,  pembaca dapat menyeleksi sesuai dengan kebutuhan dan  relevansi tulisan  yang akan dibuatnya serta jangan  lupa menimbang bobot pernyataan yang ada. Apakah penulis artikel berhasil atau tidak,  serta tuntas atau tidak dalam  membahas dan memecahkan  persoalan yang disajikan dalam artikel ilmiahnya.

4.4.2 Meringkas Butir-butir Penting Setiap Artikel
          Ringkasan atau rangkuman dari berbagai sumber pustaka merupakan  hal sangat membantu dalam penulisan karya ilmiah. Dengan ketersediaan ringkasan sumber pustaka yang cukup, pembaca tidak harus membaca ulang sumber-sumber pustaka yang dipakainya, tetapi cukup menggunakan ringkasan itu sebagai bahan atau referensi untuk tulisannya kelak. Oleh karena itu,  meringkas butir-butir penting setiap artikel perlu dilakukan.
          Butir-butir penting yang perlu dibuat ringkasan itu sekurang-kurangnya menggambarkan  latar belakang dan permasalahannya, tujuan yang ingin dicapai, metode yang dipakai untuk memecahkan masalah dan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitiannya.

4.4.3 Menyitir Konsep-Konsep Penting
Konsep-konsep, teori, pendapat-pendapat pakar, dan  hasil-hasil temuan  terbaru yang terungkap dalam artikel ilmiah sangat penting untuk penulisan karya ilmiah sebab hal itu akan membantu penulis untuk mendukung tulisan yang akan dibuatnya terutama untuk  memperdalam dan mempertajam kerangka berpikirnya. Oleh karena itu, dalam membaca artikel ilmiah, pembaca perlu mencatat konsep-konsep penting tersebut.
         Konsep-konsep penting yang berupa teori-teori dan aneka pendapat pakar tersebut dapat disitir langsung dalam tulisan yang akan dibuat atau bisa dijadikan jembatan rujukan untuk melihat sumber aslinya. Kedua hal itu dapat dilakukan sepanjang penulisnya bersikap  jujur dan mencantumkan sumber bacaannya dengan benar.

4.4.4 Menentukan Bagian yang akan Dikutip
         Dalam menulis karya ilmiah, penulis sering merujuk atau mengutip pendapat-pendapat pakar. Kutipan pendapat yang diambil dari sumber tertulis itu bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung sepanjang tidak mengubah substansi dari sumber yang dirujuknya. Kedua cara itu bisa digunakan sekaligus dalam penulisan sebuah karya ilmiah sepanjang dilakukan dengan aturan dan teknik mengutip yang benar.
         Dalam menulis karya ilmiah,  seorang penulis harus memperhatikan bagian-bagian yang akan dikutipnya. Bagian-bagian yang akan dikutip tersebut tentu dipilih dengan mempertimbangkan  relevansi dan efektifitas dalam tulisan yang sedang dibuatnya. Relevansi sangat berkaitan dengan topik yang digarapnya, sedangkan efektifitas berkait dengan teknis pengutipannya. Oleh karena itu, dalam membaca kritis terhadap artikel ilmiah,  harus benar-benar selektif sehingga hal-hal yang tidak berkaitan dengan topik harus dikesampingkan dan tidak perlu dicatat.

4.4.5 Menentukan Implikasi dari Bagian/ Sumber yang akan Dikutip
Berkaitan dengan kutipan yang digunakan sebagai rujukan, perlu kiranya diperhatikan  implikasinya.  Implikasi yang muncul dari kutipan yang dipakai seorang penulis bisa berefek ganda. Kutipan itu bisa dipakai untuk memperkuat gagasan seseorang sepanjang kutipan itu selaras dengan pendapat yang akan disajikannya. Sebaliknya, kutipan itu akan dinilai lemah,  jika pendapat yang terdapat di dalamnya bertentangan dengan pendapat penulis yang merujuknya. Oleh karena itu, penulis yang baik harus bisa menentukan implikasinya ketika ia memanfaatkan pendapat orang lain.
  
4.4.6 Menentukan Posisi Penulis sebagai Pengutip
Penentuan implikasi terhadap sumber atau pendapat yang diambil dari artikel ilmiah yang dipakai sebagai bahan atau  referensi dalam karya ilmiah yang  akan atau sedang  ditulisnya berdampak pada posisi dan sikap penulis yang mengambil pendapat. Posisi  dan sikap penulis bisa netral, menyetujui, atau menolak pendapat yang dikutipnya. Posisi dan sikap penulis dikatakan  netral apabila ia tidak memberikan  tanggapan apapun terhadap pendapat yang dikutipnya. Sikap dan posisi penulis dikatakan menyetujui jika ia menggunakan kutipan itu untuk mendukung pendapatnya. Sebaliknya,  posisi penulis dikatakan  tidak  menyetujui atau menolak jika ia menilai bahwa pendapat yang diambilnya bertentangan dengan pendapatnya,  dinilai kurang tepat, kurang sempurna, atau divonis tidak benar.
 
4.5 Membaca Kritis Tulisan/ Artikel Populer
Berdasarkan medianya artikel populer berbeda dengan  artikel ilmiah. Artikel populer pada umumnya dimuat di berbagai surat kabar dan majalah populer, sedangkan artikel ilmiah dimuat di  majalah dan jurnal ilmiah. Di samping itu, gaya penuturannya juga berbeda, artikel populer tidak menggunakan kaidah ilmiah dengaan ketat, baik dari segi tata tulisnya maupun pemilihan kata dan kalimatnya. Dari segi isinya, artikel populer lebih banyak mengungkap sesuatu yang aktual yang sedang menjadi isu besar di masyarakat. Artikel jenis ini banyak mengungkap fakta yang dikupas oleh penulisnya tanpa menggunakan metodologi dan landasan teori yang jelas karena yang lebih dipentingkan pandangan penulisnya terhadap isu yang sedang berkembang.

4.5.1 Mengenali Persoalan atau Isu yang Dibahas dalam Artikel Populer
Meskipun nilai keilmiahannya kurang, bukan berarti artikel populer tidak dapat dipakai sebagai bahan dan bekal menulis ilmiah. Artikel jenis ini justru sangat membantu untuk menulis karya ilmiah karena kebaruan fakta dan informasinya. Oleh karena itu, pembaca sumber bacaan harus bisa mengenali persoalan atau isu yang dibahasnya.
   Isu yang diangkat dalam  artikel tersebut perlu dikenali dan dipahami. Setelah dikenali isu tersebut dengan jelas, maka isu yang muncul dalam artikel tersebut dicatat terlebih dahulu lengkap dengan sumbernya: pengarang, nama media yang menerbitkan, halaman, edisi, dan tahun penerbitannya.

4.5.2 Menentukan Signifikansi/ Relevansi Isu dengan Tulisan yang akan Dihasilkan.
         Isu atau persoalan yang telah dicatat tersebut dilihat lebih detil apakah isu tersebut cukup signifikan untuk tulisan yang akan dibuat, apakah isu tersebut ada relevansinya dengan tulisan yang akan dibuat. Jika isu tersebut cukup signifikan dan relevan dengan karangan yang akan kita buat, tentukan dan pastikan bahwa isu tersebut bisa digunakan sebagai bahan. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak cukup signifikan dan tidak relevan maka isu itu harus dikesampingkan dan artikel tersebut tidak perlu dipergunakan sebagai bahan untuk menulis.

4.5.3 Memanfaatkan Isu Artikel Populer untuk Bahan/ Inspirasi dalam Menulis
Meskipun kadar ilmiah artikel populer kurang begitu jelas, jenis tulisan ini mempunyai kelebihan yang tidak dapat ditemukan pada artikel ilmiah. Kelebihan tulisan ini terletak pada  isu atau  persoalan yang diungkapkan  lebih menarik dibanding isu artikel ilmiah. Oleh karena itu, agar karya ilmiah yang akan dibuat lebih aktual dan menarik, isu artikel populer itu dapat dijadikan bahan atau inspirasi untuk menulis karya ilmiah.
   Isu yang aktual dan faktual itu bisa dijadikan bahan untuk kajian ilmiah. Jika isu yang muncul dalam artikel populer itu hanya dianalisis menurut pandangan pribadi penulisnya, maka isu tersebut dapat dikaji lebih dalam dan objektif dengan memanfaatkan prosedur ilmiah. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, sekurang-kurangnya isu yang menarik itu dapat dijadikan inspirasi atau ilham penulisan karya ilmiah yang akan dibuatnya.

4.5.4 Membedakan Isi Artikel Populer dengan Isi Artikel Ilmiah dan Buku Ilmiah
Isi artikel populer pada umumnya lebih menarik daripada artikel ilmiah atau buku ilmiah sebab  isi artikel populer biasanya berisi pembahasan tentang sebuah isu yang diminati masyarakat atau diambil dari  persoalan faktual dan aktual yang sedang berkembang di masyarakat. Artikel populer sering mengesampingkan teori dan signifikansi data. Sebaliknya, artikel dan buku ilmiah seringkali bertolak dari isu yang mungkin tidak diminati masyarakat. Kedua jenis karya ilmiah itu sangat mementingkan peranan teori, prosedur ilmiah, serta kuantitas dan kualitas data. Oleh karena itu, sebagai pembaca sumber bacaan yang sedang merencanakan membuat sebuah tulisan ilmiah, harus dapat membedakan isi artikel populer yang dibacanya dengan artikel ilmiah dan buku ilmiah.

4.6 Membaca Kritis Buku Ilmiah
Membaca buku ilmiah tidak semudah membaca bacaan populer. Buku ilmiah mengandung konsep-konsep yang mendalam kompleks dan digunakan istilah-istilah teknis yang mempunyai pengertian khusus. Oleh karena itu, membaca buku ilmiah memerlukan teknik membaca yang tepat. Di antara teknik-teknik membaca itu dipaparkan berikut ini.

4.6.1 Memanfaatkan Indeks untuk Menemukan Konsep Penting
Buku ilmiah yang baik pada umumnya dilengkapi dengan indeks yang biasanya diletakkan di bagian akhir buku. Indeks pada umumnya berisi kata-kata dan nama-nama disertai nomor halaman yang diambil dari buku. Kata-kata dalam indeks dapat berupa konsep-konsep dan istilah-istilah yang dianggap penting, sedangkan nama-nama merupakan nama-nama penulis buku yang dirujuk atau yang dipakai pendapatnya dalam buku tersebut. Dengan melihat indeks buku, pembaca tidak perlu membaca semua halaman buku dari awal hingga akhir, tetapi cukup membaca  pada konsep-konsep penting yang dibutuhkan untuk menulis karya ilmiah. Oleh karena itu, dalam membaca buku ilmiah secara kritis, indeks dapat kita pakai untuk menemukan konsep-konsep, pendapat-pendapat pakar, dan teori-teori yang dibutuhkan untuk menulis.

4.6.2 Menemukan Konsep-Konsep Penting untuk Bahan Menulis
     Konsep-konsep, teori-teori, pendapat-pendapat pakar, dan informasi-informasi penting dapat dicari dalam buku ilmiah. Hal itu dapat dengan mudah ditemukan dengan memanfaatkan indeks buku. Dalam pencarian konsep-konsep penting, pembaca harus mempertimbangkan relevansinya dengan topik tulisan yang akan dibuat. Konsep-konsep penting tersebut harus dicatat lengkap atau intisarinya saja disertai dengan nomor halaman dan sumber rujukan. Oleh karena itu, hal yang dianggap tidak penting dan tidak relevan seharusnya tidak perlu diperhatikan dan dicatat.

4.6.3 Menentukan dan Menandai Bagian-bagian Buku yang akan Dikutip
Dengan tercatatnya konsep-konsep penting dalam kartu data atau catatan khusus pembaca, maka langkah berikutnya adalah menentukan dan menandai bagian-bagian buku yang akan dikutip sebab tidak semua konsep-konsep penting yang tercatat itu dapat dikutip. Hal ini menuntut pembaca untuk menilai dan menyeleksinya, sehingga konsep penting manakah yang harus dikutip dalam tulisannya nanti menjadi jelas. Hal lain yang harus dipertimbangkan setelah pembaca menentukan dan menandai bagian buku yang akan dikutip adalah teknis mengutipnya. Apakah konsep penting itu akan dikutip langsung sebagaimana teks aslinya atau akan dikutip secara tidak langsung. Penentuan teknis mengutip langsung maupun tidak langsung ini tentu saja harus memperhatikan efektivitas dan tata tulis penulisan karya ilmiah.


4.6.4 Menentukan Implikasi dari Bagian/ Sumber yang Dikutip
Sebagaimana diuraikan dalam subbab sebelumnya, penulis yang akan mengutip sumber bacaan harus mampu menentukan implikasi yang muncul dari bagian atau sumber yang dikutip. Implikasi yang dipakai seorang penulis bisa berefek ganda. Kutipan itu bisa dipakai untuk memperkuat gagasan penulis sepanjang kutipan itu selaras dengan pendapat yang akan disajikannya. Sebaliknya, kutipan itu akan dinilai lemah,  jika pendapat yang terdapat di dalamnya bertentangan dengan pendapat penulis yang merujuknya. Oleh karena itu, penulis yang baik harus bisa menentukan implikasinya ketika ia memanfaatkan pendapat orang lain.

4.6.5 Menentukan Posisi Penulis sebagai Pengutip
Sebagaimana diuraikan dalam subbab sebelumnya, dalam mengutip buku ilmiah, penulis harus menentukan posisi dirinya. Posisi itu bisa berupa persetujuan bila pendapat dalam kutipan menguatkan pendapat penulisnya; bisa berupa persetujuan dengan catatan bila pendapat itu tidak mendukung sepenuhnya pendapat penulis; bisa juga berupa ketidaksetujuan, bahkan penolakan terhadap konsep tersebut, jika konsep dalam kutipan itu bertentangan dengan pendapat penulis.
  
4.7 Membaca kritis bahan yang tersaji dalam jaringan Internet
Jaringan internet merupakan jaringan yang luas tanpa batas. Jaringan ini bisa diakses oleh seseorang tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada jaringan ini ditawarkan informasi yang tanpa batas pula termasuk informasi-informasi yang bersifat akademik, sehingga jaringan ini dapat dimanfaatkan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan untuk menulis. Mengingat luasnya informasi yang ditawarkan oleh jaringan ini,  maka sumber-sumber bacaan yang terdapat di dalamnya harus dibaca secara kritis, terlebih untuk bahan penulisan karya ilmiah.



4.7.1 Kiat Praktis Mencari dan Menemukan Bahan-bahan dalam Jaringan Internet
Untuk menemukan sumber-sumber bacaan dalam internet yang bersifat keilmuan, pembaca bisa memanfaatkan website atau situs web yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis. Banyak organisasi, lembaga, bahkan individu yang membuat website dengan topik tertentu. Yang dapat kita manfaatkan untuk penggalian sumber menulis adalah web-web yang menyajikan kajian-kajian, analisis, dan penelitian; misalnya web-web jurnal ilmiah, majalah dan surat kabar, lembaga-lembaga ilmu pengetahuan, lembaga-lembaga penelitian, termasuk lembaga perguruan tinggi, bahkan dapat juga menelusuri web-web pribadinya para pakar.

4.7.2 Memilih dan Mengevaluasi Bahan-bahan dalam Jaringan Internet
Setelah pembaca mendapatkan sejumlah informasi dan data dari sumber internet, pembaca harus melakukan seleksi terhadap hasil temuannya itu berdasarkan pada relevansinya dengan tulisan yang akan dibuat serta berdasarkan pada kebenaran kaidah keilmuan. Oleh karena itu, pembaca harus memilih dan memilah serta mengevaluasi bahan-bahan yang diambil dari sumber internet itu apakah diperlukan atau tidak. Jika bahan-bahan  itu sesuai dengan topik yang akan ditulis, bahan-bahan itu bisa diambil; sedangkan jika tidak sesuai dengan topik, sebaiknya bahan-bahan itu ditinggalkan saja sebab akurasi dan urgensinya belum jelas.
    
4.7.3 Menentukan Isi/ Gagasan Penting dalam Bahan-bahan yang Tersedia di Internet
Setelah melakukan seleksi dan evaluasi terhadap sejumlah bahan dan data dari sumber internet, tentu sudah dapat diketahui data mana yang layak dan tidak layak digunakan sebagai bahan untuk menulis. Bahan dan data yang terpercaya serta sesuai dengan topik tulisan yang akan dibuat itulah yang harus diambil sebagai sumber menulis, sedangkan yang kurang atau tidak terpercaya dan tidak sesuai  topik tulisan  harus ditinggalkan.

4.7.4 Memanfaatkan secara kritis Bahan-bahan dalam Jaringan internet
Setelah pembaca memutuskan mengambil bahan-bahan dari jaringan internet yang berupa gagasan-gagasan, konsep-konsep, dan data-data, pembaca harus membaca bahan-bahan tersebut dengan kritis. Pembaca harus “curiga” terhadap kebenaran bahan-bahan tersebut. Oleh karena itu, pembaca perlu  membandingkan bahan-bahan tersebut dengan bahan-bahan lain yang diambil dari sumber di luar internet. Langkah tersebut perlu dilakukan karena tidak semua informasi dan data yang disajikan dalam jaringan internet itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak bahan dan data serta konsep yang belum teruji kebenarannya oleh masyarakat dan dunia keilmuan karena menerbitkan tulisan dalam jaringan internet dapat dilakukan siapapun dengan sangat mudah. Jika pembaca merasa ragu-ragu terhadap bahan-bahan tersebut atau menemukan beberapa kejanggalan  setelah membandingkan dengan bahan-bahan lain yang lebih terpercaya, maka bahan-bahan yang meragukan itu harus ditinggalkan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar